Aku udah mulai concern sama skin care, skrg lagi beralih yang herbal atau organic. Dimulai dari setahun lalu, gara-gara haid.
Loh kok gara-gara haid? Nyambungnya dimana?
Jadi setahun terakhir sebelum aku nikah, aku lagi rajin minum kunyit asem, kata ibu bagus untuk wanita daripada minum minuman kayak 'kiran*i' gitu lebih baik bikin sendiri. Nah pas baca-baca ternyata kunyit bisa juga dijadikan sebagai masker. Pernah gak liat film thailand "First Love, Crazy Little Things Called Love". Pemeran utamanya pakai masker sampai wajahnya kuning-kuning membekas berhari-hari. Ya kayak itu efeknya kalau pakai masker kunyit. Kulit jd menguning gitu, tapi yang jelas herbal, kan aku bikin sendiri maskernya, minimal banget efek sampingnya Tapi lama kelamaan aku males bikin sendiri, karena rempong. Akhirnya kepikiran cari masker di supermarket.
Nah pas di supermarket ini lah aku liat masker dari Himalaya Herbals. Ga nyangka nih produk udah sampe Cilacap aja. Terakhir kali liat merek ini ada di kota besar, kayak Jogja, Bogor dan Jakarta. Untuk produk maskernya ada beberapa varian di supermarket yaitu Mud Mask, Neem Mask, dan Fruit Mask. Aku pilih yang Mud Mask yaitu masker untuk kulit kombinasi cenderung berminyak.
Maskernya warna coklat, dan ada bintik bintik item dan entah kenapa sekilas kayak merica bubuk. Pas dioles, karena maskernya abis dari kulkas rasanya adem banget, nyeeesss. Beberapa menit kemudian lho kok cekit-cekit gini? Brb deh aku ambil hape sambil browsing di female daily tentang masker ini. Ternyata emang banyak yg bilang ni masker ada sensasi cekit-cekitnya. sembari menunggu masker kering, aku sambil kipas-kipas wajah, dan noted baunya, herbal banget, rempah-rempah. Dan aku suka, jauh lebih suka bau herbal yang begini daripada masker yang wangi-wangi lucu. Beberapa menit berikutnya, mulai terasa kulit ketarik-tarik karena masker mulai kering.
FYI ini masker cukup dipakai selama 10-15 menit, setelah 15 menit bilas wajah sampai bersih. Pas dibilas rasanya kulit tampak muda gara-gara efek kenceng tadi. Ternyata efek kenceng tadi ada karena fuller's earth, sebuah natural ingredient berfungsi untuk menyerap minyak pada wajah, mengatasi jerawat, dan dapat mencerahkan kulit wajah. Selain fuller's earth ada juga kandungan Walnut yang berfungsi sebagai skin lightening dengan cara menghambat terbentuknya melanin.
Walnut Polyphenols inhibited melanin formation at concentration 1 to 30µg/mL. Apparently, Walnut Polyphenols is more superior than the popular skin-lightening agent, ascorbic acid and arbutin upon data comparison.
Sumber klik disini.
Untuk tonernya aku beli varian Purifying Neem, Cleansing Astringent Toner. Toner ini mengandung Neem yang berfungsi sebagai pembersih dan anti bakteri untuk membantu mengontrol jerawat. Selain itu ada Lemon dan Lodh untuk mengecilkan pori-pori dan mengencangkan kulit. Saat dibaur teksturnya cair, bening, dan wanginya kayak bau wipol cuman agak lebih kalem dikit, ada bau lemonnya. Pas dipakai ga ada sensasi panas perih atau apa. Wajah jd lembab tapi agak berminyak.
Foto disamping pakai toner, dibagian lipatan ibu jari dan jari telunjuk, ga kliatan kan warnanya, kan cairannya bening, dan super cair kayak air mineral cuman rada lengket.
So far aku suka sama produk Himalaya Herbals, walaupun pertama pake maskernya agak cekit-cekit, lama-lama ga terasa lagi cekit-cekitnya. Cuman yang aku notice disini, masih ada parabennya.
Untuk range harga sekitar 20 ribuan, variatif ya antar daerah, cuman untuk produk masker dan toner sekitaran segitu.
Foto disamping pakai toner, dibagian lipatan ibu jari dan jari telunjuk, ga kliatan kan warnanya, kan cairannya bening, dan super cair kayak air mineral cuman rada lengket.
So far aku suka sama produk Himalaya Herbals, walaupun pertama pake maskernya agak cekit-cekit, lama-lama ga terasa lagi cekit-cekitnya. Cuman yang aku notice disini, masih ada parabennya.
Untuk range harga sekitar 20 ribuan, variatif ya antar daerah, cuman untuk produk masker dan toner sekitaran segitu.
0 comments:
Post a Comment