Oktober lalu, buah hati saya lahir dengan berat yang bisa dibilang lumayan besar, hampir 4 kg. Saya pun merasa puas, gak sia-sia saya gemuk saat hamil, gak sia-sia setiap martabak manis yang masuk ke perut saya. Bukannya saya gak suka dengan bayi berbadan langsing. Bagi saya, berat lahir bayi yang besar is a good start. Apalagi saya sendiri gak tahu ASI bakal lancar atau tidak. Saat hamil, banyak banget yang nanya, sudah keluar belum ASInya, biasanya ada keraknya atau netes2 gitu. Jadi pemikiran saya, wah kalau gak sampai netes jangan-jangan gak lancar.
Coba bayangin kalo ASInya gak lancar, dan BBL bayi rendah. Pasti bakalan drama bgt. Ye kan?
Seminggu setelah melahirkan, BB Zyan gak naik, which is good, krn pada umumnya justru BB bayi cenderung turun. Saya senang donk, I hope this is a good sign, ASI bakal lancar. Nyatanya, memang BB Zyan naik, tapi super irit kenaikan tiap bulannya. Bulan pertama 500 gram, bulan kedua 500 gram, bulan ketiga 300 gram.
Drama baru dimulai ketika memasuki bulan keempat dimana BB Zyan stagnan alias tidak bertambah dalam sebulan, dan memasuki area kuning di KMS. Memang pada saat itu puting saya sedang sakit, ada milk blister, dan baru sembuh setelah 1,5 bulan.
Sebenarnya saya sudah ngerasa, there's something wrong, sedih banget liat Zyan yang gemuk dan banyak gerak, lama-lama makin kurus, hingga suatu saat dia cuma senyum-senyum doank kerjaannya, padahal biasanya berteriak ketawa riang. Kayak lemes gitu, gak ada tenaga. Yang tadinya suka tengkurap jadi gak pernah tengkurap lagi. Yang tadinya semangat bersuara, jadi cuma mesam-mesem senyum doank. Dan semua baju ukuran newborn masih muat sampe dia umur 5,5 bulan.
Kedua orangtua saya, antara berpikiran positive atau in denial, selalu bilang gak apa-apa langsing yang penting kan sehat. FYI, kedua orangtua saya pro ASI, dan cenderung kontra sufor.
Setelah melihat Zyan mulai lemas, saya pun memutuskan untuk pumping. Niat banget saya waktu itu beli BKA (Botol Kaca Asi) dan beberapa kotak plastik ASI. Ternyata pumping gak mudah. Pertama kali saya coba marmet hanya keluar 5 ml dan itu memakan waktu setengah jam. Akhirnya saya pakai BP, tapi hasilnya tidak kunjung signifikan, selalu 5 ml bahkan kurang.
Berhubung pumping hasilnya belum kelihatan sedangkan Zyan butuh asupan sesegera mungkin, maka saya memutuskan untuk MPASI dini. Menunya pun baru menu tunggal saja. Dalam kurun waktu 20 hari, Zyan sudah terlihat lebih berisi, dan semangat lagi, sudah bisa tengkurap dengan lancar, kepala mulai tegak dan mulai suka duduk di usianya yang memasuki 6 bulan.
Menu-menu yang saya sajikan ke Zyan mostly dipanggang, dan dikukus. Surprisingly, Zyan suka banget makan, dan justru marah kalau telat menyuapinya. Dari hari pertama sudah jago makan, jarang-jarang di-spit atau dilepeh. Seminggu awal Zyan makan 2x (08.00 dan 15.30), banyaknya sekitar 60 ml setiap kali makan. Setelah itu, tambah lagi jam makan Zyan yaitu ketika Dhuhur. Porsinya pun lebih banyak. Ini yang bikin saya heran, Zyan sanggup makan hingga 150-200 ml per porsinya. Malah saya yang takut pencernaannya sakit kalau terlalu banyak makan. Saya dan ibu bergantian menyuapi Zyan, tapi kalau ibu saya yang nyuapin bisa bener-bener dimaksimalkan
porsi makannya.
porsi makannya.
Berikut menu-menu yang saya sajikan selama sebulan pertama, semuanya dibikin puree dengan blender (kentang, kabocha, kacang dll) atau disaring lembut (contoh : alpukat dan pisang). Beberapa hari ini saya juga menambahkan kaldu ayam untuk menu yang memang butuh air untuk mengencerkan (spt kentang, beras).
Favoritnya Zyan, makanan yang cenderung manis-manis, kalau gurih juga lahap, sayur juga oke, paling yang gak suka bubur beras doank.
Setelah MPASI Zyan terlihat lebih ceria dan bertenaga. Kenaikan BB setelah MPASI hampir sebulan lumayan banyak, 700 gram. Alhamdulillah gak ada tanda-tanda alergi atau sakit pencernaan, pup lancar, pip lancar. Popok semakin banyak yang terpakai setiap harinya. Kalau kata teman saya yang sudah pengalaman punya anak, jaga kewarasan. Memang kelihatannya sepele, tapi bener deh kalau udah masalah anak, bisa kepikiran siang malam, berbulan-bulan. Ya gak ibu-ibu?